BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Teman sejawat, anda
harus berhati-hati pada keadaan terjadinya trombosis dan embolisis pada
pembuluh darah. Untuk mengetahui lebih jelasnya, apa itu trombus dan emboli.
Berikut paparan singkatnya, dan mekanismenya akan kami jelaskan dalam makalah
ini. Trombus merupakan suatu unsur benda yang tersusun dari unsur-unsur darah
didalam pembuluh darah atau jantung sewaktu masih hidup. Unsur-unsur tersebut
adalah trombosit, fibrin, eritrosit, dan leukosit. Adanya thrombus ini dapat
menyebabkan penyumbatan pada pembuluh darah.
Trombus terbentuk
melaui proses yang dinamakan dengan thrombosis. Trombosis terjadi ketika
trombosit melekat pada permukaan endotel pembuluh atau jantung. Semakin banyak
darah yang mengalir, maka trombosit yang melekat pada daerah tersebut akan
semakin banyak. Trombosis dapat saling melekat sehingga nantinya terbentuk
massa yang menonjol ke dalam saluran pembuluh darah yang dikenal dengan
trombus.
Sedangkan emboli adalah
suatu benda asing yang tersangkut pada suatu tempat dalam sirkulasi darah.
Benda tersebut ikut terbawa oleh aliran darah, dan berasal dari suatu tempat
lain daripada susunan sirkulasi darah. Embolus (95 %) berasal dari trombus. Proses
terbentuknya embolus disebut embolisme.
1.2 Rumusan
Masalah
Dari latar belakang di atas adapun rumusan masalahnya
sebagai berikut :
a. Apa itu trombus dan emboli ?
b. Bagaimana etiologi dan patogenesis dari trombus dan emboli
?
c. Bagaimana morfologi trombus dan emboli ?
d. Apa akibat dari trombus dan emboli ?
e. Bagaimana manifestasi klinik dari keduanya ?
1.3 Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini, yaitu :
a. Untuk mengetahui defenisi trombus dan emboli.
b. Untuk mengetahui etiologi dan patogenesis dari trombus
dan emboli.
c. Untuk mengetahui morfologi dari trombus dan emboli.
d. Untuk mengetahui akibat keduanya.
e. Untuk mengetahui manifestasi klinik.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Trombus
(Trombosis)
2.1.1 Defenisi
Trombus adalah bekuan
darah yang tetap menempel pada dinding pembuluh darah. Sedangkan proses pembentukan bekuan darah atau koargulum
dalam sistem vaskular (yaitu pembuluh darah atau jantung) selama manusia masih
hidup disebut trombosis. Hal ini terjadi setelah di dahului oleh berlangsungnya
arterio sterosis. Trombosis jelas
memiliki nilai adaptif yang berharga dalam kasus perdarahan, trombus bekerja
sebagai sumbatan hemostasis yang sangat efektif. Namun , trombosis dapat juga
terjadi jika mekanisme pengaturan normal terganggu dan keadaan ini terbukti
sangat berbahaya.
2.1.2 Etiologi dan
Patogenesis
Pembentukan trombus dapat terjadi apabila aliran
darah melalui suatu pembuluh berlangsung lambat, yang merupakan penyebab
mengapa sebagian besar trombus terbentuk di bagian vena yang bertekanan rendah,
tempat di mana trombosit dan faktor – faktor pembekuan dapat berkumpul dan melekat ke dinding pembuluh. Tiga kelompok
faktor biasanya mencegah pembentukan trombus yang tidak normal, yaitu :
a.
Sistem
pembuluh normal mempunyai lapisan sel endotel yang lunak dan licin sehingga
trmbosit dan fibrin tidak mudah melekat
b.
Aliran
darah normal dalam sistem pembuluh merupakan aliran yang sangat deras sehingga trombosit
tidak terlempar kepermukaan dinding pembuluh.
c.
Mekanisme
pembekuan mempunyai sejumah pengaturan dan keseimbangan kimia yang mengatur
pembentukan bekuan
Terdapat
tiga keadaan dasar dimana bekuan terbentuk secara tidak normal, yaitu :
a.
Adanya
kelainan dinding dan lapisan pembuluh
b.
Kelainan
aliran darah
c.
Peningkatan
daya koagulasi darah sendiri
Aliran darah pada daerah arteri merupakan aliran
tekananan tinggi dengan kecepatan tinggi dan arteri sendiri bertanding agak
tebal dan tidak mudah berubah bentuk. Karena alasan inilah maka penyebab
tersering trombosis arteri adalah penyakit pada lapisan dan dinding arteri atau
biasa disebut aterosklorosis. Pada daerah vena, aliran vena merupakan aliran
bertekanan rendah dan kecepatannya relatif rendah, dan vena berdinding cukup
tipis sehingga mereka dengan mudahnya dapat berubah bentuk oleh tekanan-tekanan
dari luar.karena alasan ini, maka penyebab tersering trombosis vena berkaitan
dengan berkurangnya aliran darah.
2.1.3 Morfologi
Thrombus terdiri dari berbagai kombinasi antara
agregasi trombosit, endapan fibrin, dan sel darah merah serta leukosit yang
terjaring. Konfigurasi yang tepat dari trombus bergantung pada keadaan dimana
thrombus tersebut terbentuk.
Jika thrombus mulai terbentuk dalam aliran darah,
unsur pertama yang paling penting adalah gumpalan trobosit yang melekat pada
endotel. Hal ini dapat terjadi karena aliran daerah yang abnormal memungkinkan
trombosit berdiam pada endotel atau terlempar ke endotel. Hal ini dapat terjadi
karena lapisan endotel menjadi kasar, sehingga menimbulkan nidus untuk agregasi
trombosit. Sewaktu trombosit mengalami agregasi, mereka melepaskan zat-zat yang
menimbulkan pengendapan fibrin, sehingga dengan segera agregasi trombosit
dikelilingi oleh fibrin dan menjaring sel darah merah. Gelombang peristiwa yang
berturut semacam ini dapat mengakibatkan struktur trombus yang komplek dan
bertulang. Sebaliknya, jika thrombus terbentuk dalam pembuluh dimana aliran
darahnya telah berhenti, maka gumpalan darahnya hanya terdiri dari jalinan
difus fibrin yang menangkap unsur-unsur darah kurang lebih secara homogeny.
Tetapi berbeda dengan proses yang baru saja dijelaskan, bekuan postmortem
terjadi dengan agak lambatsehingga unsur-unsur darah yang terbentuk
berlapis-lapis sebelum bekuan mengeras, sehingga sel-sel darah merah, sel-sel
darah putih, dan fibrin terpisah. Bekuan postmortem semacam itu cenderung
elastis dari trombus sejati dan jauh lebih jarang melekat pada dinding
pembuluh. Perbedaan ini dapat menjadi penting pada saat otopsi.
Secara harfiah trombus dapat terjadi dalam tiap
bagian system kardiovaskuler akibat berbagai sebab, yakni:
1.
Menurunnya
laju aliran melalui vena-vena, selanjutnya sekunder akibat kehilangan daya
pompa aktifitas otot yang diperberat oleh penyumbatan sirkulasi parifer
berkaitan dengan kegagalan jantung kronik.
2.
Infeksi
bakteri pada katub, dan thrombus tersebut disebut vegetasi.
3.
Hipokinesis
dari dinding jantung yang disebabkan oleh penyakit atau kematian dari
miokandrium yang ada dibawahnya.
Penebalan dinding arteri dan dinding arteri kasar
yang disebabkan oleh penyakit (aterosklerosis) dan merupaan faktor presipitasi
terjadinya trombosit.
2.1.4 Akibat
Jika arteri tersumbat oleh trombus, maka jaringan yang disuplai oleh arteri itu
akan kehilangan suplai darah. Trombus dapat terbentuk akibat cedera dinding
pembuluh, karena cedera sel endotel akan menarik trombosit dan
mediator-mediator peradangan lainnya ke daerah tersebut. Akibatnya dapat timbul
kelainan fungsi jaringan sampai kematian jaringan atau kematian penderita akibat
dari trombus vena agak berlainan.
Adapun
gangguan pada pembuluh arteri yang lain yaitu :
1.
Berupa
lesi diabetik yang menyerang kapiler pada ginjal, retina, dan akstremitas. Hal
ini menerangkan gejala – gejala diabetes.
2.
Varices
sebagai gangguan pembuluh darah timbul bila terjadi kelemahan dinding vena
dimana darah tertahan lama disitu oleh pengaruh gravitasi.
3.
Penyakit
pada vena yang berupa penyumbatan yang berat adalah sindrom vena kafa superior.
Hal ini sering terjadi pada kanker paru-paru.
4.
Penyakit
jantung koroner hampir selalu sebagai akibat di ateroskerosis. Faktor resiko
nya adalah hiper kolesterol,penyakit DM,kegemukan,kurang bergerak dan lebih
sering pada pria dan lansia.
2.1.5 Manifestasi Klinik
Di klinik gejala
yang nampak adalah pemeriksaan kadar kreatin, Tropanin dan LDH dalam darah.
Pengobatannya terdiri
dari istirahat total di tempat tidur, obat penghilang nyeri dan obat jantung
untuk mencegah pembentukan trombus membatasi luasnya infard. Komplikasi yang
sering ditemukan adalah gangguan irama jantung serta gagal jantung.
2.2 Embolus
(Emboli)
2.2.1 Defenisi
Transportasi massa fisik yang terbawa dalam aliran
darah dari suatu tempat ketempat lain dan trsangkut ditempat baru disebut
embolisme. Massa fisik itu sendiri disebut emboli. Benda asing yang dimasukkan
ke dalam system kardiovaskular dapat menjadi emboli. Tetesan cairan yang
terbentuk dalam sirkulasi melalui suntikan dapat menjadi emboli, dan bahkan gelembung
gas juga menjadi emboli.
2.2.2 Etiologi
dan Patogenesis
Emboli dalam tubuh terutama berasal dari trombus
vena, paling sering pada vena profunda
di tungkai dan panggul. Jika fragmen trombus terlepas dan terbawa aliran darah,
maka fragmen tersebut akan masuk ke vena cava dan kemudian ke jantung kanan.
Fragmen ini tidak tersangkut selama dalam perjalanan karena pembuluh dan
ruangan jantung ukurannya besar. Darah
akan meninggalkan ventrikel kanan mengalir ke cabang utama arteri pulmonalis,
kemudian ke cabang arteri pulmonalis kanan dan kiri, selanjutnya ke
cabang-cabang pembuluh darah yang lebih kecil. Karena keadaan anatomi ini,
emboli yang berasal dari thrombus vena biasanya berakhir sebagai emboli arteri
pulmonalis. Jika fragmen trombus yang sangat besar menjadi emboli, maka
sebagian besar suplay arteri pulmonalis dapat tersumbat dengan mendadak.
Embolus menyebabkan obstruksi aliran darah. Sebagian
besar emboli adalah bekuan darah (tromboemboli) yang terlepas dari tempat
primernya. Sumber lain embolus adalah lemak yang dilepaskan pada waktu suatu
tulang panjang patah atau dibentuk sebagai respons terhadap trauma fisik. Udara
dan sel-sel tumor juga dapat berfungsi sebagai embolus untuk menghambat aliran
darah.
2.2.3 Morfologi
Embolus yang berasal dari vena –vena tungkai mengalir
dalam sistem vena ke vena kava dan sisi
kanan jantung. Dari sini, embolus masuk ke arteri dan arteriol paru, bertemu
dengan kapiler paru dan terperangkap. Embolus arteri biasanya terbentuk di
jantung, baik dari trombus yang lepas atau
akibat infark miokardium.
Emboli yang menyangkut pada sirkulasi arterial
berasal dari bagian kiri sistem sirkulasi, baik dalam ruang-ruang jantung kiri
atau arteri yang besar. Satu-satunya jalan emboli yang berasal dari sirkulasi
vena yang menyangkut pada arteri adalah menghindari paru-paru melalui defek dalam
septum interatrial atau interventrikular jantung. Keadaan ini dinamakan
embolisme paradoks, dan jarang sekali ditemukan. Emboli arteri paling sering
ditemukan berasal dari intrakardium atau lebih jarang dari trombus intrakardium
atau lebih jarang dari trombus mural dalam aorta atau salah satu cabangnya yang
besar. Gelembung gas pada berbagai keadaan dapat menjadi emboli.
Pada embolisme udara massif, “bolus” udara yang
besar masuk bagian kanan jantung, dan pada otopsi terlihat massa busa udara
yang besar dan darah yang meregangkan jantung dan pembuluh paru-paru.
Sesuai dengan namanya, emboli ini terdiri dari
butir-butir lemak, cenderung terbentuk di dalam sirkulasi setelah trauma.
Tempat penyumbatan adalah mikrosirkulasi paru-paru. Embolisme lemak ringan mungkin
timbul sebagian besar setelah tindakan pembedahan dimana jaringan lemak
diinsisi, memungkinkan bahan lipid masuk pembuluh darah. Pada keadaan seperti
ini emboli kecil tersebar yang tersangkut dalam paru-paru tidak menimbulkan
gejala dan dapat diabaikan. Pada keadaan ini lipid yang biasanya dibawa dalam
aliran darah bergabung.
Pada keadaan berat, emboli menyangkut pada berbagai
tempat dalam tubuh diluar paru-paru, termasuk kulit, yang lebih penting,
susunan saraf pusat. Pada kedua daerah terakhir ini emboli lemak mikroskopik
disertai dengan perdarahan petekie.
2.2.4 Akibat
Emboli paru-paru dengan berbagai ukuran dapat
ditemukan pada sejumlah penderita yang cukup besar yang meninggal setelah
beberapa lama berbaring di tempat tidur, kadang-kadang emboli paru mempercepat
kematian penderita, kadang-kadang hanya bersifat kebetulan. Penyebaran emboli
paru-paru yang berlangsung lama dapat menimbulkan penyumbatan pembebanan
berlebihan dan kegagalan jantung kanan.
Ada juga akibat dari emboli yang lain yaitu penyakit
caisson. Keadaan ini timbul jika seseorang hidup dibawah tekanan
atmosfir yang meningkat seperti dalam sebuah caisson bertekanan atau
dalam perlengkapan penyelam dibawah air. Dalam keadaan ini makin banyak gas
atmosfir yang terlarut dalam darah. Jika terjadi dekompresi yang mendadak, maka
akibatnya sama seperti apa yang terlihat jika sebuah botol soda hangat
tiba-tiba dibuka. Banyak sekali gelembung gas kecil timbul dalam sirkulasi
dibawah ke berbagai tempat dalam tubuh dimana gelembung-gelembung tersebut
tersangkut dalam mikrosirkulasi, dan menyumbat aliran darah kejaringan.
Kadang-kadang timbul keadaan yang sama jika udara atmosfir memasuki pembuluh
vena akibat dari kesalahan infus intravena atau pemasangan kateter, atau
kadang-kadang pada tindakan pembedahan jika harus memotong pembuluh darah
besar.
Pada setiap keadaan dimana embolisme lemak cukup
massif, dapat timbul gejala kesukaran bernafas, biasanya dalam satu atau dua
hari pertama setelah trauma.
Di otak, fokus kecil nekrosis mengelilingi setiap
pembuluh yang tersumbat. Pada keadaan yang jarang terjadi ini, embolisme lemak
dapat mematikan, biasanya karena kerusakan otak.
2.2.5 Manifestasi Klinik
Pada pasien yang mengalami emboli paru akan melalui
pengobatan. Yaitu dimulai dengan pemberian oksigen dan obat pereda
nyeri.
Oksigen diberikan untuk mempertahankan konsentrasi oksigen yang normal.
Oksigen diberikan untuk mempertahankan konsentrasi oksigen yang normal.
Terapi
antikoagulan diberikan untuk mencegah pembentukan bekuan lebih lanjut dan
memungkinkan tubuh untuk secara lebih cepat menyerap kembali bekuan yang sudah
ada. Terapi antikoagulan terdiri dari heparin (diberikan melalui infus),
kemudian dilanjutkan dengan pemberian warfarin per-oral (melalui mulut). Heparin
dan warfarin diberikan bersama selama 5-7 hari, sampai pemeriksaan darah menunjukkan
adanya perbaikan.
BAB III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Kesimpulan
yang dapat ditarik dalam makalah ini adalah , bahwa trombus dan emboli
merupakan kelainan pada pembuluh darah yang begitu berbahaya. Karena akibat
yang ditimbulkan cukup berbahaya. Pada trombus akan membuat darah membeku pada
dinding pembuluh darah. Sehingga, terjadi gangguan pada pembuluh arteri seperti
pada penyakit jantung koroner, kanker paru-paru, DM, dan varices. Tetapi, dalam
makalah ini tidak hanya menerangkan akibatnya, melainkan telah dijelaskan
etiologi dan patogenesis serta manifestasi kliniknya pun telah ada.
Adapun pembahasan kedua kami adalah emboli. Di mana,
emboli ini adalah benda asing yang tersangkut dalam sirkulasi darah. Akibat
dari emboli yaitu emboli paru, penyakit caisson, serta bisa menyebabkan kerusakan
otak pada emboli lemak. Seperti halnya pada trombus, emboli juga memiliki
etiologi dan patogenesis.
3.2
SARAN
Akhirnya makalah patologi ini selesai tepat pada
waktunya. Kami mengharapkan agar makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Terutama
, pada etiologi dan patogenesis trombus dan emboli. Semoga bisa berguna bagi
kita terutama para mahasiswa.
DAFTAR PUSTAKA
Corwin,
Elizabeth J. 2000. Patofisiologi. Jakarta : EGC.
Price,
Sylvia A; Lorraine. 1994. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Jakarta:EGC.
Tamher,
Sayuti; Heryati. 2008. Patologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta
: TIM.
http://dokterrosfanty.blogspot.com/2009/08/emboli-paru.html
diakses tanggal 10 Mei 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar