Senin, 28 November 2011

trombus dan emboli


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Teman sejawat, anda harus berhati-hati pada keadaan terjadinya trombosis dan embolisis pada pembuluh darah. Untuk mengetahui lebih jelasnya, apa itu trombus dan emboli. Berikut paparan singkatnya, dan mekanismenya akan kami jelaskan dalam makalah ini. Trombus merupakan suatu unsur benda yang tersusun dari unsur-unsur darah didalam pembuluh darah atau jantung sewaktu masih hidup. Unsur-unsur tersebut adalah trombosit, fibrin, eritrosit, dan leukosit. Adanya thrombus ini dapat menyebabkan penyumbatan pada pembuluh darah.
Trombus terbentuk melaui proses yang dinamakan dengan thrombosis. Trombosis terjadi ketika trombosit melekat pada permukaan endotel pembuluh atau jantung. Semakin banyak darah yang mengalir, maka trombosit yang melekat pada daerah tersebut akan semakin banyak. Trombosis dapat saling melekat sehingga nantinya terbentuk massa yang menonjol ke dalam saluran pembuluh darah yang dikenal dengan trombus.
Sedangkan emboli adalah suatu benda asing yang tersangkut pada suatu tempat dalam sirkulasi darah. Benda tersebut ikut terbawa oleh aliran darah, dan berasal dari suatu tempat lain daripada susunan sirkulasi darah. Embolus (95 %) berasal dari trombus. Proses terbentuknya embolus disebut embolisme.
1.2  Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas adapun rumusan masalahnya sebagai berikut :
a.       Apa itu trombus dan emboli ?
b.      Bagaimana etiologi dan patogenesis dari trombus dan emboli ?
c.       Bagaimana morfologi trombus dan emboli ?
d.      Apa akibat dari trombus dan emboli ?
e.       Bagaimana manifestasi klinik dari keduanya ?
1.3  Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini, yaitu :
a.       Untuk mengetahui defenisi trombus dan emboli.
b.      Untuk mengetahui etiologi dan patogenesis dari trombus dan emboli.
c.       Untuk mengetahui morfologi dari trombus dan emboli.
d.      Untuk mengetahui akibat keduanya.
e.       Untuk mengetahui manifestasi klinik.



BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Trombus (Trombosis)
2.1.1 Defenisi
Trombus adalah bekuan darah yang tetap menempel pada dinding pembuluh darah. Sedangkan proses pembentukan bekuan darah atau koargulum dalam sistem vaskular (yaitu pembuluh darah atau jantung) selama manusia masih hidup disebut trombosis. Hal ini terjadi setelah di dahului oleh berlangsungnya arterio sterosis.  Trombosis jelas memiliki nilai adaptif yang berharga dalam kasus perdarahan, trombus bekerja sebagai sumbatan hemostasis yang sangat efektif. Namun , trombosis dapat juga terjadi jika mekanisme pengaturan normal terganggu dan keadaan ini terbukti sangat berbahaya.
2.1.2 Etiologi dan Patogenesis
Pembentukan trombus dapat terjadi apabila aliran darah melalui suatu pembuluh berlangsung lambat, yang merupakan penyebab mengapa sebagian besar trombus terbentuk di bagian vena yang bertekanan rendah, tempat di mana trombosit dan faktor – faktor pembekuan dapat  berkumpul  dan melekat ke dinding pembuluh. Tiga kelompok faktor biasanya mencegah pembentukan trombus yang tidak normal, yaitu :
a.         Sistem pembuluh normal mempunyai lapisan sel endotel yang lunak dan licin sehingga trmbosit dan fibrin tidak mudah melekat
b.        Aliran darah normal dalam sistem pembuluh merupakan aliran yang sangat deras sehingga trombosit tidak terlempar kepermukaan dinding pembuluh.
c.         Mekanisme pembekuan mempunyai sejumah pengaturan dan keseimbangan kimia yang mengatur pembentukan bekuan
Terdapat tiga keadaan dasar dimana bekuan terbentuk secara tidak normal, yaitu :
a.         Adanya kelainan dinding dan lapisan pembuluh
b.        Kelainan aliran darah
c.         Peningkatan daya koagulasi darah sendiri
Aliran darah pada daerah arteri merupakan aliran tekananan tinggi dengan kecepatan tinggi dan arteri sendiri bertanding agak tebal dan tidak mudah berubah bentuk. Karena alasan inilah maka penyebab tersering trombosis arteri adalah penyakit pada lapisan dan dinding arteri atau biasa disebut aterosklorosis. Pada daerah vena, aliran vena merupakan aliran bertekanan rendah dan kecepatannya relatif rendah, dan vena berdinding cukup tipis sehingga mereka dengan mudahnya dapat berubah bentuk oleh tekanan-tekanan dari luar.karena alasan ini, maka penyebab tersering trombosis vena berkaitan dengan berkurangnya aliran darah.

2.1.3 Morfologi
Thrombus terdiri dari berbagai kombinasi antara agregasi trombosit, endapan fibrin, dan sel darah merah serta leukosit yang terjaring. Konfigurasi yang tepat dari trombus bergantung pada keadaan dimana thrombus tersebut terbentuk.
Jika thrombus mulai terbentuk dalam aliran darah, unsur pertama yang paling penting adalah gumpalan trobosit yang melekat pada endotel. Hal ini dapat terjadi karena aliran daerah yang abnormal memungkinkan trombosit berdiam pada endotel atau terlempar ke endotel. Hal ini dapat terjadi karena lapisan endotel menjadi kasar, sehingga menimbulkan nidus untuk agregasi trombosit. Sewaktu trombosit mengalami agregasi, mereka melepaskan zat-zat yang menimbulkan pengendapan fibrin, sehingga dengan segera agregasi trombosit dikelilingi oleh fibrin dan menjaring sel darah merah. Gelombang peristiwa yang berturut semacam ini dapat mengakibatkan struktur trombus yang komplek dan bertulang. Sebaliknya, jika thrombus terbentuk dalam pembuluh dimana aliran darahnya telah berhenti, maka gumpalan darahnya hanya terdiri dari jalinan difus fibrin yang menangkap unsur-unsur darah kurang lebih secara homogeny. Tetapi berbeda dengan proses yang baru saja dijelaskan, bekuan postmortem terjadi dengan agak lambatsehingga unsur-unsur darah yang terbentuk berlapis-lapis sebelum bekuan mengeras, sehingga sel-sel darah merah, sel-sel darah putih, dan fibrin terpisah. Bekuan postmortem semacam itu cenderung elastis dari trombus sejati dan jauh lebih jarang melekat pada dinding pembuluh. Perbedaan ini dapat menjadi penting pada saat otopsi.
Secara harfiah trombus dapat terjadi dalam tiap bagian system kardiovaskuler akibat berbagai sebab, yakni:
1.      Menurunnya laju aliran melalui vena-vena, selanjutnya sekunder akibat kehilangan daya pompa aktifitas otot yang diperberat oleh penyumbatan sirkulasi parifer berkaitan dengan kegagalan jantung kronik.
2.      Infeksi bakteri pada katub, dan thrombus tersebut disebut vegetasi.
3.      Hipokinesis dari dinding jantung yang disebabkan oleh penyakit atau kematian dari miokandrium yang ada dibawahnya.
Penebalan dinding arteri dan dinding arteri kasar yang disebabkan oleh penyakit (aterosklerosis) dan merupaan faktor presipitasi terjadinya trombosit.


2.1.4 Akibat
Jika arteri tersumbat oleh trombus,  maka jaringan yang disuplai oleh arteri itu akan kehilangan suplai darah. Trombus dapat terbentuk akibat cedera dinding pembuluh, karena cedera sel endotel akan menarik trombosit dan mediator-mediator peradangan lainnya ke daerah tersebut. Akibatnya dapat timbul kelainan fungsi jaringan sampai kematian jaringan atau kematian penderita akibat dari trombus vena agak berlainan.
Adapun gangguan pada pembuluh arteri yang lain yaitu :
1.             Berupa lesi diabetik yang menyerang kapiler pada ginjal, retina, dan akstremitas. Hal ini menerangkan gejala – gejala diabetes.
2.             Varices sebagai gangguan pembuluh darah timbul bila terjadi kelemahan dinding vena dimana darah tertahan lama disitu oleh pengaruh gravitasi.
3.             Penyakit pada vena yang berupa penyumbatan yang berat adalah sindrom vena kafa superior. Hal ini sering terjadi pada kanker paru-paru.
4.             Penyakit jantung koroner hampir selalu sebagai akibat di ateroskerosis. Faktor resiko nya adalah hiper kolesterol,penyakit DM,kegemukan,kurang bergerak dan lebih sering pada pria dan lansia.


2.1.5 Manifestasi Klinik
Di klinik gejala yang nampak adalah pemeriksaan kadar kreatin, Tropanin dan LDH dalam darah.
Pengobatannya terdiri dari istirahat total di tempat tidur, obat penghilang nyeri dan obat jantung untuk mencegah pembentukan trombus membatasi luasnya infard. Komplikasi yang sering ditemukan adalah gangguan irama jantung serta gagal jantung.



2.2 Embolus (Emboli)
2.2.1 Defenisi
Transportasi massa fisik yang terbawa dalam aliran darah dari suatu tempat ketempat lain dan trsangkut ditempat baru disebut embolisme. Massa fisik itu sendiri disebut emboli. Benda asing yang dimasukkan ke dalam system kardiovaskular dapat menjadi emboli. Tetesan cairan yang terbentuk dalam sirkulasi melalui suntikan dapat menjadi emboli, dan bahkan gelembung gas juga menjadi emboli.


2.2.2 Etiologi dan Patogenesis
Emboli dalam tubuh terutama berasal dari trombus vena, paling sering  pada vena profunda di tungkai dan panggul. Jika fragmen trombus terlepas dan terbawa aliran darah, maka fragmen tersebut akan masuk ke vena cava dan kemudian ke jantung kanan. Fragmen ini tidak tersangkut selama dalam perjalanan karena pembuluh dan ruangan jantung ukurannya besar.  Darah akan meninggalkan ventrikel kanan mengalir ke cabang utama arteri pulmonalis, kemudian ke cabang arteri pulmonalis kanan dan kiri, selanjutnya ke cabang-cabang pembuluh darah yang lebih kecil. Karena keadaan anatomi ini, emboli yang berasal dari thrombus vena biasanya berakhir sebagai emboli arteri pulmonalis. Jika fragmen trombus yang sangat besar menjadi emboli, maka sebagian besar suplay arteri pulmonalis dapat tersumbat dengan mendadak.
Embolus menyebabkan obstruksi aliran darah. Sebagian besar emboli adalah bekuan darah (tromboemboli) yang terlepas dari tempat primernya. Sumber lain embolus adalah lemak yang dilepaskan pada waktu suatu tulang panjang patah atau dibentuk sebagai respons terhadap trauma fisik. Udara dan sel-sel tumor juga dapat berfungsi sebagai embolus untuk menghambat aliran darah.
2.2.3 Morfologi
Embolus yang berasal dari vena –vena tungkai mengalir dalam sistem vena ke  vena kava dan sisi kanan jantung. Dari sini, embolus masuk ke arteri dan arteriol paru, bertemu dengan kapiler paru dan terperangkap. Embolus arteri biasanya terbentuk di jantung, baik dari trombus yang  lepas atau akibat infark miokardium.
Emboli yang menyangkut pada sirkulasi arterial berasal dari bagian kiri sistem sirkulasi, baik dalam ruang-ruang jantung kiri atau arteri yang besar. Satu-satunya jalan emboli yang berasal dari sirkulasi vena yang menyangkut pada arteri adalah menghindari paru-paru melalui defek dalam septum interatrial atau interventrikular jantung. Keadaan ini dinamakan embolisme paradoks, dan jarang sekali ditemukan. Emboli arteri paling sering ditemukan berasal dari intrakardium atau lebih jarang dari trombus intrakardium atau lebih jarang dari trombus mural dalam aorta atau salah satu cabangnya yang besar. Gelembung gas pada berbagai keadaan dapat menjadi emboli.
Pada embolisme udara massif, “bolus” udara yang besar masuk bagian kanan jantung, dan pada otopsi terlihat massa busa udara yang besar dan darah yang meregangkan jantung dan pembuluh paru-paru.
Sesuai dengan namanya, emboli ini terdiri dari butir-butir lemak, cenderung terbentuk di dalam sirkulasi setelah trauma. Tempat penyumbatan adalah mikrosirkulasi paru-paru. Embolisme lemak ringan mungkin timbul sebagian besar setelah tindakan pembedahan dimana jaringan lemak diinsisi, memungkinkan bahan lipid masuk pembuluh darah. Pada keadaan seperti ini emboli kecil tersebar yang tersangkut dalam paru-paru tidak menimbulkan gejala dan dapat diabaikan. Pada keadaan ini lipid yang biasanya dibawa dalam aliran darah bergabung.
Pada keadaan berat, emboli menyangkut pada berbagai tempat dalam tubuh diluar paru-paru, termasuk kulit, yang lebih penting, susunan saraf pusat. Pada kedua daerah terakhir ini emboli lemak mikroskopik disertai dengan perdarahan petekie.
2.2.4 Akibat
Emboli paru-paru dengan berbagai ukuran dapat ditemukan pada sejumlah penderita yang cukup besar yang meninggal setelah beberapa lama berbaring di tempat tidur, kadang-kadang emboli paru mempercepat kematian penderita, kadang-kadang hanya bersifat kebetulan. Penyebaran emboli paru-paru yang berlangsung lama dapat menimbulkan penyumbatan pembebanan berlebihan dan kegagalan jantung kanan.
Ada juga akibat dari emboli yang lain yaitu penyakit caisson. Keadaan ini timbul jika seseorang hidup dibawah tekanan atmosfir yang meningkat seperti dalam sebuah caisson bertekanan atau dalam perlengkapan penyelam dibawah air. Dalam keadaan ini makin banyak gas atmosfir yang terlarut dalam darah. Jika terjadi dekompresi yang mendadak, maka akibatnya sama seperti apa yang terlihat jika sebuah botol soda hangat tiba-tiba dibuka. Banyak sekali gelembung gas kecil timbul dalam sirkulasi dibawah ke berbagai tempat dalam tubuh dimana gelembung-gelembung tersebut tersangkut dalam mikrosirkulasi, dan menyumbat aliran darah kejaringan. Kadang-kadang timbul keadaan yang sama jika udara atmosfir memasuki pembuluh vena akibat dari kesalahan infus intravena atau pemasangan kateter, atau kadang-kadang pada tindakan pembedahan jika harus memotong pembuluh darah besar.
Pada setiap keadaan dimana embolisme lemak cukup massif, dapat timbul gejala kesukaran bernafas, biasanya dalam satu atau dua hari pertama setelah trauma.
Di otak, fokus kecil nekrosis mengelilingi setiap pembuluh yang tersumbat. Pada keadaan yang jarang terjadi ini, embolisme lemak dapat mematikan, biasanya karena kerusakan otak.
2.2.5 Manifestasi Klinik
Pada pasien yang mengalami emboli paru akan melalui pengobatan. Yaitu dimulai dengan pemberian oksigen dan obat pereda nyeri.
Oksigen diberikan untuk mempertahankan konsentrasi oksigen yang normal.
Terapi antikoagulan diberikan untuk mencegah pembentukan bekuan lebih lanjut dan memungkinkan tubuh untuk secara lebih cepat menyerap kembali bekuan yang sudah ada. Terapi antikoagulan terdiri dari heparin (diberikan melalui infus), kemudian dilanjutkan dengan pemberian warfarin per-oral (melalui mulut). Heparin dan warfarin diberikan bersama selama 5-7 hari, sampai pemeriksaan darah menunjukkan adanya perbaikan.

BAB III
PENUTUP
3.1         KESIMPULAN
            Kesimpulan yang dapat ditarik dalam makalah ini adalah , bahwa trombus dan emboli merupakan kelainan pada pembuluh darah yang begitu berbahaya. Karena akibat yang ditimbulkan cukup berbahaya. Pada trombus akan membuat darah membeku pada dinding pembuluh darah. Sehingga, terjadi gangguan pada pembuluh arteri seperti pada penyakit jantung koroner, kanker paru-paru, DM, dan varices. Tetapi, dalam makalah ini tidak hanya menerangkan akibatnya, melainkan telah dijelaskan etiologi dan patogenesis serta manifestasi kliniknya pun telah ada.
Adapun pembahasan kedua kami adalah emboli. Di mana, emboli ini adalah benda asing yang tersangkut dalam sirkulasi darah. Akibat dari emboli yaitu emboli paru, penyakit caisson, serta bisa menyebabkan kerusakan otak pada emboli lemak. Seperti halnya pada trombus, emboli juga memiliki etiologi dan patogenesis.


3.2         SARAN
Akhirnya makalah patologi ini selesai tepat pada waktunya. Kami mengharapkan agar makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Terutama , pada etiologi dan patogenesis trombus dan emboli. Semoga bisa berguna bagi kita terutama para mahasiswa.
DAFTAR PUSTAKA

Corwin, Elizabeth J. 2000. Patofisiologi. Jakarta : EGC.
Price, Sylvia A; Lorraine. 1994. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta:EGC.
Tamher, Sayuti; Heryati. 2008. Patologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta : TIM.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar